Selasa, 03 Juli 2012

Zaman Abu Bakar

Sepeninggal Rasulullah, Nabi tidak meninggalkan pesan, wasiat, atau menunjuk siapa di antara sahabatnya bakal menjadi khalifah, para sahabat pernah bertanya, “Wahai Rasul tidakkah engkau menunjuk pengganti yang memimpin kami sepeninggalmu nanti? Rasulullah berkata

إِنِِّيْ إِنْ أَسْتخِْلفُ عَليْكُمْ فَتَعْصُوْنَ خَلِيْفَتِيْ يَنْزِلُ عَلَيْكُمْ العَذابٌ

Artinya :

“Sesungguhnya jika aku menunjuk penggantiku, aku khawatir kalian akan menentang penggantiku itu dan Allah akan menurunkan azab atas kalian (HR : Hakim)

Dari ungkapan tersebut dapat dipahami bahwa Nabi tak ingin menimbulkan persepsi diantara sahabat tentang tingkat kedekatan dirinya terhadap sahabatnya, akhirnya timbullah persoalan yang pertama kali dihadapi kaum muslimin setelah meninggalnya Rasulullah ialah masalah pemikiran politik siapa yang akan menggantikan, apa syaratnya, dan bagaimana mekanisme pemilihannya, bukan masalah teologi.

Sepeninggal Rasul hari senin tanggal 13 Rabiul Awwal 11. H/8 juni 632. M. kaum muslimin dihadpkan beberapa persoalan yang hamper memecah belah umat diantaranya ;

1. Tidak mempercayai Rasul wafat seraya Umar” Ada orang yang mengatakan Rasul telah wafat, demi allah beliau tidak wafat, hanya pergi menghadap tuhannya, sebagaimana Nabi musa pun pernah pergi menghadap tuhannya, demi allah rasul akan kembali” lalu Abu Bakar tampil berpidato “ Wahai manusia! Barang siapa memuja Muhammad. Muhammad telah mati, tetapi siapa memuja Allah. Allah hidup selama-lamanya, tiada mati-mati. Kemudian membaca aya yang memperkuat apa yang diucapkannya (Al-Imran : 144)

$tBur î£JptèC žwÎ) ×Aqßu ôs% ôMn=yz `ÏB Ï&Î#ö7s% ã@ߍ9$# 4 û'ïÎ*sùr& |N$¨B ÷rr& Ÿ@ÏFè% ÷Läêö6n=s)R$# #n?tã öNä3Î6»s)ôãr& 4 `tBur ó=Î=s)Ztƒ 4n?tã Ïmøt6É)tã `n=sù §ŽÛØtƒ ©!$# $\«øx© 3 Ìôfuyur ª!$# tûï̍Å6»¤±9$# ÇÊÍÍÈ

Artinya :

“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul[234]. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.

Tafsirnya “Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. ialah seorang manusia yang diangkat Allah menjadi rasul. Rasul-rasul sebelumnya telah wafat. Ada yang wafat karena terbunuh ada pula yang karena sakit biasa. Karena itu Nabi Muhammad s.a.w. juga akan wafat seperti halnya rasul-rasul yang terdahulu itu. Di waktu berkecamuknya perang Uhud tersiarlah berita bahwa Nabi Muhammad s.a.w. mati terbunuh. Berita ini mengacaukan kaum muslimin, sehingga ada yang bermaksud meminta perlindungan kepada Abu Sufyan (pemimpin kaum Quraisy). Sementara itu orang-orang munafik mengatakan bahwa kalau Nabi Muhammad itu seorang Nabi tentulah dia tidak akan mati terbunuh. Maka Allah menurunkan ayat ini untuk menenteramkan hati kaum muslimin dan membantah kata-kata orang-orang munafik itu.

2. Masalah pemilihan pengganti Nabi Muhammad SAW

Khalifah Abu bakar berhasil menyelamatkan umat islam dari perpecahan karena masalah pergantian kepemimpinan setelah wafatnya Rzsulullah masing-masing ingin dari golongannya menjadi pemimpin. Peristiwa ini terkenal dengan sebutan Muktamar Tsaqifah Bani Sa’idah

a. Kkaum Anshar menekankan pada persyaratan jasa (merit) mereka mengajukan calon Sa’ad Ibnu Ubadah

b. Kaum Muhajirin menekankan pada persyaratan kesetiaan mereka mengajukan calon Abu Ubaidah ibnu Jarrah

c, Dari Ahlul Bait berdasarkan kedudukannya dalam islam, sekaligus sebagai menantu Rasulullah maka mencalonkan Ali Bin Abi Thalib.

Pidato singkat abu bakar di b ani tsaqifah sebelum diangkat menjadi Khalifah

“Hai kaum Anshar bila kepemimpinan ini dijabat oleh orang dari suku Aus niscaya orang-orang Khazraj akan bersaing,dan sebaliknya bila pimpinan diserahkan kepada suku khazraj niscaya terjadi persaingan pula, dengan kesadaran kedua belah pihak lalu Abu Bakar mengangkat dua orang calon Umar dan Abu Ubaidah bin al-Jarrah, untuk meredam perselisihan Lalu Umar membai’at Abu Bakar, kemudian Abu Ubaidah bin Al-Jarrah menyusul Ali setelah wafatnya Fatimah.

Setelah Abu Bakar terpilih lalu ia berpidato ‘ Wahai manusia! Saya telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah yang terbaik di antaramu. Maka jikalau aku menjalankan tugasku dengan baik, ikuti aku, tetapi jika aku berbuat salah, maka betulkanlah! Orang yang kamu pandang kuat, saya pandang lemah, hingga aku dapat hak daripadanya, sedang orang yang kamu pandang lemah, saya pandang kuat, hingga saya dapat haknya kepadanya. Hendaklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasulnya, tetapi bilamana aku tiada menaati Allah dan Rasulnya tak perlu menaatiku”

Garis besar politik dan kebijaksanaan yang dilakukan abu bakar dalam pemerintahnnya

1. Menjamin kebebasan berpendapat bagi rakyat untuk mengeritiknya bila ia dalam memerintah

2. Menuntut ketaatan dari rakyat selama ia taat kepada Allah dan rasulNya

3. Mewujudkan keadilan dengan memberikan hak-hak orang lemah dan mengambil hak-hak orang kuat untuk melaksanakan kewajiban mereka bagi kepentingan masyarakat dan Negara

4. Mendorong umat agar gemar berjihad dan mendirikan shalat sebagai salah satu inti takwa

5. Bertekad melaksanakan prinsip-prinsip pemerintahan telah diletakan oleh Nabi Muhammad SAW “ Melaksanakan syariat Islam, melaksanakan musyawarah, menjamin hak-hak umat secara adil, memelihara ketaatan rakyat kepada pemerintah secara limitative selama pemerintah taat kepada Allah dan Rasul, melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar serta meendorong terwujudnya kehidupan takwa.

Masa ke khalifahan berlangsung selama 30 tahun dengan rincian :

1. Abu Bakar as Shidiq (11-13 H/632-634 M)

2. Umar Ibn Al khatab (13-23 H/634-644 M)

3. Usman Ibn Affan (23-35 H/644-656 M)

4. Ali bin Abi Thalib (35-40 H/656-661 M)

Nabi-nabi palsu :

1. Musailimatul Kazzab dari Bani Hanifah di al Yamamah

2. Al Aswad al’Ansi di Yaman

3. Thulaihah ibnu khuwailid dari bani Asad

Sasaran untuuk memberantas nabi palsu

· Al- ‘ala’ Ibn al-Hadhrami ke Bahrain

· Ikrimah In abi Jahl ke Amman

· Al-Muhajir Ibn abi Umayyah ke nujair

· Ziyad Ibn lubaid al-anshari ke daerah yang terdapat orang-orang murtad

Penyebab pembangkangan pada masa Abu Bakar

Sewaktu nabi wafat agama Islam belum mendalam meresapi sanubari penduduk jazirah Arab.

· Diantara mereka ada yang telah menyetakan masuk Islam, tetapi belum mempelajari agama Islam itu. Jadi mereka menyatakan Islamnya, tanpa keimanan.

· Ada pula yang masuk Islam guna menghindari peperangan melawan kaum muslimin, karena mereka tiada mengetahui bahwa kaum muslimin berperang adalah semata-mata untuk membela diri bukan untuk menyerang.

· Ada pula di antara mereka yang masuk Islam karena ingin mendapatkan barang rampasan atau ingin mendapatkan nama dan kedudukan.

Khilafah

Sistem khilafah sebagai insitusi politik Islam menurut Ahmad Syalabi adalah sebagai:

1. Perlu adanya pemimpin bagi umat islam

2. Pemimpin dipilih dan diangkat secara terbuka oleh pihak yang berwenang (ahlu al-hilli wa al-aqli)

3. Tugas pemimpin pada hakikatnya adalah tugas umat yang harus dipecahkan melalui musyawarah

4. Pemimpin wajib selama dirinya taat kepada Allah dan Rasulnya

5. Seorang pemimpin harus memnuhi syarat yang sangat esensi yaitu keadilan

Pada intinya, dalam hal khilafah ada dua masalah pokok yaitu:

1. Prosedur pengangkatan mereka sebagai pengganti nabi dalam memimpin umat islam, sementara baik dari al-qur’an maupun dari nabi sendiri tidak pernah memeri penjelasan terhadap hal itu

2. Wewenang dan kekuasaan yang diatributkan kepada para pengganti nabi tersebut.

Berdasarkan prinsip prosedur pengangkatan, musyawarah yang ditempuh khulafa rasyida muncul tiga model pengangkatan yaitu:

a. Aklamasi ( pernyataan setuju secara langsung dan lisan dari seluruh anggota sidang terhadap suatu usul tanpa pemungutan suara:suara bulat)

b. Penunjukan

c. Dewan Syuro (tim formatur) yang dibentuk oleh Umar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar