Jumat, 27 Januari 2012

SOSIOLOGI EKONOMI

DEFINISI SOSIOLOGI EKONOMI
Sosiologi ekonomi didefinisikan sebagai studi tentang bagaimana cara orang atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa langka, dengan menggunakan pendekatan sosiologi.
Pertama, fenomena ekonomi yaitu gejala bagaimana cara orang atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa yang langka.
Kedua, pendekatan sosiologis yaitu berupa kerangka acuan, variabel-variabel dan model-model yang digunakan oleh para sosiolog dalam memahami dan menjelaskan kenyataan sosial atau fenomena yang terjadi dalam masyarakat.

SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI EKONOMI
Sejarah Pemikiran Ekonomi
1. Adam Smith (1723-1790) Bukunya : Wealth of Nations
• Uang merupakan alat pertukaran yang memudahkan alokasi barang dan jasa
• Tingkat produktivitas ditentukan oleh pembagian kerja, senakin tinggi spesialisasi tenaga kerja makin produktif. Tingkat spesialisasi tergantung pada besarnya pasar dan modal.
• Kekayaan suatu bangsa ditemukan pada basis produksinya
2. Karl Marx (1818-1884) buku reff The Power of Money in Bourgeois Society.
• Manusia terasing dari obyek yang dia hasilkan
• Sejarah digerakkan oleh perjuangan kelas
• Ekonomi merupakan pondasi dari masyarakat
• Kapitalis memiliki akses pada kekuasaan politik
• Buruh hanya memiliki tenaga kerja untuk dijual
• Hubungan kapitalis dan buruh cenderung eksploitatif
• Analisis tentang hubungan ekonomi dan politik
3. John Maynard Keynes (1883-1946)
• Peranan Pemerintah stabilisator ekonomi
• Konsumsi + Tabungan = Konsumsi + Investasi


SEJARAH PEMIKIRAN SOSIOLOGI
1. Herbert Spencer (1820 – 1903)
• Evolusi dan ekonomi klasik
• Analogi organisme biologis dan organisme sosial
• Evolusi sosial = evolusi biologis
• Masyarakat terdiri dari dua type yaitu militan dan industri
2. Emile Durkheim (1858-1917) Buku: The Division of Labor in Society
• Pembagian kerja sarana solideritas sosial
• Solideritas à kekuatan Aktif Dalam kehidupan Ekonomi
• Dikotomi masyarakat segmental dan kompleks (mekanis vs organis)
• Pemikiran Durkheim mirip dengan Herbert Spencer (Inustri vs difrensiasi)
• Prinsip utama dalam masyarakat diffrensiasi adalah pasar bebas
3. Max Weber (1864-1920) Buku: The Protestan Ethic and the Spirit of Capitalism
• Etika Protestan dan semangat kapitalisme
• Doktrin Calvinis = doktrin tentang takdir
• Asal usul kapitalisme
• Pemahaman interpretatif thd fenomena sosial
• Tindakan ekonomi adalah sosial
• Tindakan ekonomi selalu melibatkan makna
• Tindakan ekonomi selalu memperhatikan kekuasaan
4. Joseph Schumpeter (1883-1950) Buku: Capitalism, Socialism and Democracy
• Sosiologi ekonomi multi disiplin
• Kapitalisme akan digantikan oleh sosialisme- Lihat krisis Global
5. Karl Polanyi (1886-1964) Buku: The Great Transformation
• Mekanisme pasar mengatur diri sendiri (self regulating market)
• Idenya tentang keterlekatan (embeddednes)
6. Talcott Parsons (1902-1979) Neil J. Smelser
• Ekonomi merupakan subsistem masyarakat
• Terkenal dengan teori AGIL
TEORI AGIL PARSON

Empat Fungsi Sistem Tindakan AGIL :
1. Adaptation (Adaptasi)
Sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat. Sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya.
2. Goal attainment (Pencapaian tujuan).
Sebuah sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya.
3. Integration (Integrasi)
Sebuah sistem harus mengatur antar hubungan bagian2 yang menjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola antar hubungan ketiga fungsi penting lainnya.
4. Latency (Pemeliharaan pola)
Sebuah sistem harus melengkapi , memelihara dan memperbaiki baik motivasi individual maupun pola2 kultural yang menciptakan dan menopang motivasi.

SOSIOLOGI EKONOMI DEWASA INI
1. Sosiologi Pilihan Rasional
• Pelopornya Hirschman, Gary becker, Michael Hecter
• Memasukkan konsepsi pilihan rasional dan individualisme metodologis kedalam sosiologi
2. Sosio-Ekonomi
• Pelopornya Amitai Etzioni dan Lawrence
• Permasalahan ekonomi tidak cukup hanya menggunakan pendekatan ekonomi neo klasik, tetapi perlu menggunakan sosiologi, psikologi dan ilmu politik
3. PSA Ekonomi
• Pelopornya George Akerlof
• Penerapan Penemuan psikologi, sosiologi dan antropologi secara langsung ke dalam model-model ekonomi
4. Biaya Transaksi Ekonomi
• Pelopornya Oliver Williamson
• Masalah yang terjadi pada persinggungan ekonomi, hukum dan organisasi dapat diselesaikan dengan asumsi bahwa institusi tersebut cenderung pada kondisi yang secara efisien mengurangi biaya transaksi
5. Sosiologi Ekonomi Baru
• Pelopornya: Harisson White, Mark Granoveter, Paul Dimagio
• Tiga Proposisi tentang Tindakan ekonomi à Tindakan sosial, distuasikan secara sosial dan institusi ekonomi dibangun secara sosial

KECENDERUNGAN MUTAKHIR DALAM ILMU EKONOMI DAN SOSIOLOGI
1. ILMU EKONOMI
a. Ekonomi kesejahteraan
– Aplikasi ilmu ekonomi pada level politik untuk kesejahteraan masyarakat
b. Teori pengambilan keputusan
c. Teori Permainan
d. Penekanan pada variabel non ekonomi
e. Ekonomi Grants
f. Ilmu Ekonomi Radikal
2. SOSIOLOGI
a. Sosiologi Industri
b. Sosiologi Organisasi
c. Sosiologi Perkantoran
d. Sosiologi Radikal

PERSPEKTIF SOSIOLOGI TENTANG EKONOMI
1. Metodologi
 Cara memahami suatu disiplin ilmu à mangemukakan masalah pokoknya dengan konkrit
 Cara menganalisis berbagai bidang ilmu à mempertanyakan bagaimana pengetahuan dihasilkan dan diorganisir dan dibagi kedalam kriteria spesifik;
 Uraikan masalah pokok yang konkrit yang ditekuni oleh ilmuan
 Uraikan apa variabel penyebab perubahan (independent variable) dan apa perubahan yang terjadi (dependent variable)
 Uraikan bagaimana cara suatu disiplin ilmu menyusun logika
 Berdasarkan urutan di atas dapat disusun hipotesis
 Investasi swasta à total employment dengan cara-cara spesifik
 Pengeluaran pemerintah à employment dgn cara-cara lain
2. Disiplin Ilmu Ekonomi
 Definisi Ekonomi
Studi mengenai cara manusia dan masyarakat memilih dengan atau tanpa memakai uang untuk menggunakan sumberdaya produktif yang dapat mempunyai kegunaan alternatif, untuk menghasilkan berbagai komoditi dan mendistribusikan untuk konsumsi, sekarang atau dimasa yang akan datang, diantara berbagai orang dan kelompok orang dalam masyarakat.
 Dependent variable
 Rangkaian pertamaà Komoditi à total produksi dan jenis komoditi
 Rangkaian kedua à sumberdaya yang langka faktor-faktor produksi (Tanah, Tenaga kerja , Modal dan Organisasi)
 Rangkaian ketiga à Distribusi
Variabel dependen utama à produksi, teknik mengorganisir sumberdaya dan distribusi penghasilan
 Independent variable
Faktor yang mempengaruhi total produksi, alokasi sumber daya dan distribusi penghasilan (keadaan, adat, dekrit politik, atau sanksi)
3. Disiplin Sosiologi
 Definisi Sosiologi
Terdapat perbedaan pendapat dalam merumuskan masalah pokok dan konsep Studi dasar yang mesti dipelajari oleh sosiologi. G. Ritzer mengemukakan ada tiga paradigma sosiologi. Setiap paradigma memiliki teori, metodologi dan variabelnya sendiri; Jadi sulit digeneralisir.
 Dependent variable
 Perilaku individu atau kelompok
 Interaksi sosial ß Struktur sosial
 Independent variable
 Status sosial
 Latar belakang sosial
 Tipe keluarga
4. Fokus Analisis Sosiologi Ekonomi
 Definisi Sosiologi Ekonomi
Aplikasi dari kerangka referensi umum, variabel-variabel, dan model-model penjelasan dari sosiologi terhadap aktivitas-aktivitas yang kompleks mengenai produksi, distribusi, perdagangan, dan konsumsi dari barang-barang yang langka dan jasa-jasa.
5. Fokus Perhatian Sosiologi ekonomi
 Analisis sosiologi terhadap proses ekonomi
 Analisis hubungan antara ekonomi dan institusi lain dari masyarakat
 Studi tentang perubahan institusi dan parameter budaya bagi landasan ekonomi dari masyarakat

KONSUMSI DAN GAYA HIDUP
KONSUMSI : BERHUBUNGAN DGN SELERA, IDENTITAS ATAU GAYA HIDUP
 PANDANGAN EKONOMI :
SELERA SBG. SUATU YG STABIL, FOKUS PD NILAI GUNA, DIBENTUK SCR INDIVIDU DAN DI PANDANG SBG SUATU YG EKSOGEN.
 PANDANGAN SOSIOLOGI :
SELERA SBG SUATU YG DPT BERUBAH, FOKUS PD NILAI SIMBOLIK DAN PERSEPSI TENTANG PANDANGAN ORANG LAIN.
 WEBER
SELERA MERUPAKAN PENGIKAT SOLIDARITAS KELOMPOK BARANG-BARANG SIMBOLIK. Misalnya : Kelompok penggemar benda-benda antik.
 VABLEN :
MEMANDANG SEBAGAI SENJATA DALAM BERKOMPETISI.

HANS PETER MULLER :
4 PENDEKATAN DALAM MEMAHAMI GAYA HIDUP
 PSIKOLOGI PERKEMBANGAN, TERLETAK PADA PERUBAHAN NILAI.
 KUANTITATIF SOSIAL STRUKTUR, MELIHAT DARI KONSUMSIN YG DILAKUKAN SESEORANG BERSDASARKAN UKURAN KUANTITATIF
 KUALITATIF KEHIDUPAN, MEMANDANG GAYA HIDUP SBG LINGKUNGAN PERGAULAN
 PENDEKATAN KELAS, GAYA HDUP MERUPAKAN RASA BUDAYA YANG DIREPRODUKSI BAGI KEPENTINGAN STRUKTUR KELAS.

DAMPAK EKONOMI DARI GAYA HIDUP :
 ADA LEBEL HALAL
 ADA LEMBAGA LEGALISASI
 RUMAH MODE
 PUSAT KEBUGARAN
 MEDIA SESUAI UMUR
 MAKANAN CEPAT SAJI
 SEKTOR INFORMAL
 LEMBAGA PDDKN
 PRT-DLL

KETERLEKATAN PERILAKU EKONOMI DALAM HUBUNGAN SOSIAL
Keterlekatan Ekonomi dalam Masyarakat
Ekonomi dalam masyarakat tradisional (pra-industri) melekat dalam lembaga sosial, politik dan agama (Polanyi, 1971), mekanisme pasar tidak berlaku
Kehidupan ekonomi dalam masyarakat pra-industri ditentukan oleh resiprositas, redistribusi dan pertukaran.
Resiprositas, menunjuk pada gerakan diantara kelompok2 simetris yang saling berhubungan
Resiprositas: menerima benda atau jasa dari seseorang melekat kewajiban untuk melakukan tindakan yang sama pada kesempatan lain pada orang tersebut
Redistribusi, merupakan gerakan appropriasi yang bergerak kearah pusat kemudian dari pusat didistribusikan kembali
Pertukaran, merupakan proses ekonomi yang langsung antara tangan-tangan dibawah sistem pasar.
1. Dalam masyarakat modern, pasar yang menetapkan harga
2. Suatu tindakan ekonomi tidak mesti melekat dalam masyarakat.
3. Ekonomi terstruktur atas harga pasar yang mengatur dirinya dari institusi sosial lainnya untuk berfungsi menurut hukumnya.
4. Ekonomi dalam masyarakat modern diatur oleh harga pasar dimana manusia berprilaku dalam suatu cara tertentu untuk mencapai perolehan yang maksimum.

Konsep Keterlekatan (embended)
Konsep keterlekatan merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan melekat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung diantara para aktor (Granoveter)
Jaringan hubungan sosial = suatu rangkaian hubungan yang teratur atau hubungan sosial yang sama diantara individu-individu atau kelompok-kelompok.
Tindakan yang dilakukan oleh anggota jaringan adalah terlekat karena ia diekspresikan dalam interaksi dengan orang lain.
Cara seorang terlekat dalam jaringan hubungan sosial adalah penting dalam penentuan banyaknya tindakan sosial dan jumlah dari hasil institusional.

Penerapan Konsep Keterlekatan :
Dalam perilaku ekonomi terkandung konsep kepercayaan (trust)
Kepercayaan muncul melalui proses hubungan antar pribadi dari aktor2 yang sudah lama terlibat dalam perilaku ekonomi secara bersama.
Kepercayaan bukan barang baku(tidak berubah) melainkan terus-menerus ditafsirkan dan dinilai oleh para aktor yang terlibat dalam hubungan perilaku ekonomi.
Mula-mula seseorang pelanggan tidak diberi kredit berupa barang
Tahap berikutnya karena sudah kenal secara mendalam (latar belakang keluarga, agama dst), untuk pertama kali diberi pinjaman uang 1 juta rupiah
Pada waktu berikutnya bertambah atau berkurang sejalan dengan gradasi kepercayaan.

Jaringan Sosial Dalam Kehidupan Ekonomi :
Jaringan sosial = rangkaian hubungan yang khas diantara sejumlah orang dengan sifat-sifat tambahan, yang ciri2 dari hubungan ini sebagai keseluruhan, yang digunakan untuk menginterprestasikan tingkah laku sosial dari individu yang terlibat (Mitchell, 1969)
Powel dan Smith-Doerr (1994) ada dua cara memahami jaringan sosial:
Pendekatan analisis atau abstrak
Pendekatan preskriptif atau studi kasus
Empat bidang penelitian tentang jaringan sosial:
1. Jaringan informal thd akses dan kesempatan
2. Jaringan formal dari pengaruh dan kekuasaan
3. Organisasi sebagai jaringan perjanjian
4. Jaringan sosial dalam produksi

ANALISIS SOSIOLOGI TERHADAP PROSES-PROSES EKONOMI
1. Proses Produksi
1. Dampak jangka pendek teknologi thd aktivitas manusia
Teknologi pekerjaan à pengurangan tenaga manusia à pengangguran
Ciri teknis pekerjaan à produktivitas à pengawasan mutu
Teknis Produksi à Keahlian tenaga kerja
Ciri-ciri teknis pekerjaan à spesialiasi tenaga kerja
Ciri-ciri teknologi à sifat interaksi sosial
2. Dampak teknologi terhadap angkatan kerja
Teknologi produksi à alienasi (keterasingan diri)à Blauner
Teknologi produksi à integrasi pekerja à Fullan
Spesialisasi pekerjaan à Kepuasan pekerja (korelasi negatif)
2. Distribusi dan Pertukaran
Pola pertukaran (Polanyi)
Pertukaran timbal balik (reciprocative)
 Pemberian hadiah, batobo, dsj à tanpa harga
Pertukaran redistributif
 Pemberian sembako dan derma oleh pemerintah kepada rakyat
Pertukaran Pasar
 Barang dan jasa dinilai dengan harga atau kalkulasi ekonomi

Unsur Non Ekonomi dalam Sistem Pasar :
• Pasar Buruh
• Pasar jasa kewiraswastaan
• Pasar barang konsumen
• Sistem pemberian hargaà tawar menawar à pasar bebas
• Pengiklanan
3. Proses Konsumsi
Variabel sosial yang mempengaruhi pola konsumsi
Jenis kelamin dan umur
Wanita < Pria ; Anak-anak < orang tua Ekologi/lingkungan hidup Penduduk Desa > penduduk kota
Sumber-sumber ekonomi
Miskin dan tidak miskin
Status pekerjaan anggota keluarga
Ibu rumah tangga Vs wanita karier

ASPEK BUDAYA DALAM TINDAKAN EKONOMI 7
1. Kebudayaan atau culture (bahasa Latin) yang berarti mengolah, mengerjakan, terutama mengolah tanah, atau segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan merubah alam.
2. Kata Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah, jamak dari buddhi yang berarti akal, budi.
3. Kebudayaan dapat diartikan = hal-hal yang bersangkutan dengan akal.
4. Menurut Antropologi, Kebudayaan = keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar;
5. Alvin L Bertrand, Kebudayaan = semua cara hidup yang dipelajari dan diharapkan yang sama-sama diikuti oleh para anggota dari suatu kelompok masyarakat tertentu.
6. JBAF Major Polak, kebudayaan = semua penemuan dan ciptaan manusia baik materiil maupun non materiil yang diciptakan, yang ditemukan, diciptakan, diperkembangkan dan diwariskan dalam kehidupan bersama.
7. A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn, pernah mengumpulkan 160 definisi tentang kebudayaan.

Wujud Kebudayaan :
J.J. Honigmann (The World of Man)
1. Ideas
Kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya
Lokasinya ada di dalam alam pikiran, buku-buku, disk, arsip dsb
Contohnya adat istiadat
2. Activities
Kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
Sistem sosial terdiri dari aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu sama lain dari detik ke detik, dari hari ke hari dan dari tahun ke tahun yang selalu menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Contohnya perayaan, unjuk rasa, demonstrasi dsb
3. Artifacts
Benda-benda hasil karya manusia = kebudayaan fisik.
Contohnya mulai dari bangunan besar sampai jarum penjahit

Unsur-Unsur Kebudayaan :
1. Bahasa
2. Sistem pengetahuan
3. Organisasi Sosial
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
5. Sistem mata pencaharian hidup
6. Sistem kepercayaan
7. Kesenian

ASPEK-ASPEK BUDAYA
1. Parsons & Shils
aspek kognitif à Kepercayaan
aspek ekspresif à Simbol-simbol
aspek valuatif à Orientasi nilai
2. Paul Dimagio
aspek konstitutifà Gagasan teknik
aspek Regulatif à Norma

Budaya Dalam Produksi :
Budaya organisasi
Pendekatan kognitif à Kebiasaan
Pendekatan simbolisme ekspersif à Simbol
Pendekatan budaya produksi dan manajemenà Buruh dan Manajer
Pendekatan legitimasià Tekanan lingkungan
Budaya kelas sosial
Penelitian kelas bawah
Penelitian kelas profesional dan manajer
Peneltiian kelas pekerja
Budaya antar bangsa

PASAR 8
Fenomena Pasar
1. Pasar : Lokasi, waktu, institusi, proses
2. Aktor : pembeli, produsen, konsumen, pekerja, pengusaha
3. Perdagangan
4. Pasar tenaga kerja
5. Pasar uang: pasar modal, perbankan, koperasi, pegadaian, pelepas uang
6. Pasar barang konsumen
7. Pasar industri
8. Pasar retail
9. Ekonomi Pasar
10. Budaya pasar
11. Transformasi pasar
12. Wirausaha

Siapa Yang Mengatur Pasar ?
• Ekonomi Pasar = suatu sistem ekonomi yang dikontrol, diatur, dan diarahkan oleh pasar itu sendiri
• EKONOMI JENIS INI DGN HARAPAN, SETIAP ORANG AKAN BERUSAHA MEGAMBIL SIKAP SEDEMIKIAN RUPA UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN YG BESAR
• Peraturan dalam produksi dan distribusi barang dipercayakan kepada mekanisme mengatur diri sendiri
• Dalam realita, kehidupan sosial (termasuk ekonomi) tidak hanya diatur oleh mekanisme pasar, tetapi juga oleh pengaturan negara dan mekanisme sosial budaya.
• Intervensi negara = pengaturan oleh negara dapat dilihat DARI sisi regulasi dan bahkan deregulasi
• Mekanime sosial budaya = Orang dalam bertindak selalu mengorientasikan tindakannya terhadap tingkah laku orang lain, melalui makna yang di bangun secara sosial

Pendekatan Sosiologis Terhadap Pasar
1. Pendekatan jaringan sosial
Suatu struktur hubungan antara beberapa aktor pasar seperti perusahaan, pesaing, pemasok, distributor, pelanggan, pembeli dan seterusnya.
KESEMUA AKTOR MEMBENTUK KOMPLEKSITAS JARINGAN HUBUNGAN YG MELIBATKAN MODAL BUDAYA DAN MODAL SOSIAL SEPERTI PATRONASE, TRUST, HUBUNGAN KEKERABATAN, ALMAMATER, KEDAERAHAN, SUKU DAN LAINNYA.
2. Pendekatan Sistem Sosial
Pasar = subsistem dari sistem ekonomi
A. KAPITALISASI & INVESTASI, G. PRODUKSI & DISTRIBUSI, I TERKAIT PENGORGANISASIAN (SIST.HK/BUD/NORMA), L KONSUMSI KELUARGA
3. Pendekatan Permainan
Menekankan pada bagaimana orang harus berperilaku bila bertindak rasional dan sesuai dengan strategi permainan. TTG. UNTUNG – RUGI (PEMBELI/PENJUAL) WIN-WIN SOLUTION, LAMAK DIAWAK KATUJU DI URANG
4. Pendekatan Konflik
PADA DASARNYA Pasar MERUPAKAN arena konflik
KARENA KELANGKAAN BARANG-JASA, PERSAINGAN DALAM PRODUKSI, DISTRIBUSI DAN KONSUMSI…. SEMAKIN LANGKA BARANG/JASA SEMAKIN MENINGKAT INTENSITAS KONFLIK

Pelaku Pasar :
1. Pembeli
 Pengunjung = Orang yang datang ke pasar tanpa mempunyai tujuan untuk melakukan pembelian barang dan jasa
 Pembeli = mereka yang datang ke pasar dengan maksud untuk membeli barang dan jasa, tetapi tidak mempunyai tujuan ke(di) mana akan membel.
 Pelanggan = mereka yang datang ke lokasi pasar dengan maksud untuk membeli barang dan jasa dan punya arah tujuan yang pasti ke (di) mana akan membeli.
2. Pedagang
a. Pedagang menurut jalur distribusi
• Pedagang distributor
• Pedagang partai besar
• Pedagang eceran
b. Pedagang menurut sumber pendapatan
• Pedagang profesional
• Pedagang semi profesional
• Pedagang subsisten
• Pedagang semu

Perilaku Pembeli (strategi tawar menawar) :
1. Mencari cacat
2. Membuat perbandingan
3. Tidak berkata-kata (diam)
4. Katakan “Mahal”
5. Gigih dalam menawar

Integrasi Pasar dlm Rangka Industrialisasi :
Revolusi industri di Inggris pada akhirnya menghasilkan kemanjuan industri di Eropa dan Amerika Utara.
Kemajuan industri di negara tsb ditandai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan intervensi negara pada level minimal.
Transaksi perdagangan bahan dan produk industri pada gilirannya menjadikan dunia sebagai sautu kesatuan sistem pasar.
Produk pertanian dan pertambangan dibeli negara industri sebagai input proses industri
Produk industri negara maju dipasarkan ke negara-negara berkembang.
Hubungan negara industri maju dengan negara blm berkembang diasumsikan bersifat fair: suka sama suka. Namun, negara maju sebetulnya memiliki posisi tawar yang lebih kuat.
Dari kacamata negara maju, industrialisasi di negara berkembang adalah persoalan integrasi dalam pasar global.
Proses Perdagangan :
Integrasi pasar domestik ke dalam pasar global diyakini sebagai keniscayaan.
Komoditi yang dipasarkan neg berkembang:
Hasil bumi/tambang: minyak, mineral dll
Hasil hutan dan budidaya/perkembunan
Produk industri yg mempekerjakan buruh murah
Komoditi yang diimport:
Produk Teknologi
Knowhow: management, keahlian dll
Consumer goods

MORAL EKONOMI DAN TINDAKAN EKONOMI 9
1. Tindakan Ekonomi
Tindakan ekonomi à Tindakan sosial
Tindakan ekonomi :
Bentuk tindakan sosial
Disituasikan secara sosial
Institusi ekonomi à konstruksi sosial
Tindakan Sosial = tindakan yang berorientasi pada orang lain melalui makna2 yang terstruktur (Max Weber)
Kelangsungan usaha à ditentukan oleh modal ekonomi dan modal sosial
Modal sosial = ikatan2 sosial yang didasarkan pada rasa saling percaya (trust)
Modal sosial è è kemajuan bisnis masyarakat Cina dan Jepang
Tindakan ekonomi à Garis konstinuum dengan dua titik ekstrim:
1. Tindakan ekonomi merupakan tindakan rasional, bila
 Aktor melakukan kalkulasi manfaat
 Aktor memperhitungan biaya
 Aktor berusaha memaksimalkan perolehan/manfaat
2. Tindakan ekonomi merupakan tindakan sosial, karena merupakan hasil sosialisasi
 Tindakan ekonomi disituasikan secara sosial
 Tindakan ekonomi melekat pada jaringan sosial

2. Moral Ekonomi Petani
Moral = Sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia
Etika = Refleksi kritis atas norma atau ajaran moral
James Scott (1976) ( The Moral Economy of the PeasanT: Rebellion and Subsistence in Southeast Asia)
 Moral ekonomi petani à pengertian petani tentang keadilan ekonomi dan definisi kerja mereka tentang eksploitasi
 Moral ekonomi petani à etika subsistensi dan norma resiprositas yang berlaku dalam masyarakat
 Etika subsistensi à perspektif petani yang memandang tuntutan –tuntutan tak dapat dielakkan atas sumberdaya yang dimiliki
 Kriteria Etika subsistensi à apa yang tersisa setelah semua tuntutan dari luar terpenuhi
 Munculnya etika subsistensi à kecemasan akan mengalami kekurangan pangan sebagai akibat taraf hidup yang dekat dengan garis kemiskinan
 Prinsip etika subsistensi à mendahulukan selamat (safety first)
 Strategi subsistensi à mengenyampingkan pilihan-pilihan yang mengandung resiko kerugian yang besar yang dapat membahayakan subsistensinya, seperti :
 Keuntungan dari investasi
 Hasil tiap unit lahan
 Produktivitas tenaga kerja
 Perilaku subsistensi :
 Memilih bibit tanaman yang sudah familiar, kendatipun produktivitasnya rendah dari bibit yang tidak biasa
 Menanam berbagai jenis tanaman pada lahan sempit dengan harapan bila tanaman utama gagal masih ada harapan tanaman lain berhasil
Norma resiprositas à Moral sentral perilaku petani à Petani
Petani à Sesama warga desa
Petani à Induk Semang
Petan0 à Negara
Norma Resiprositas = menerima benda atau jasa dari seseorang melekat kewajiban untuk melakukan tindakan yang sama pada kesempatan lain pada orang tersebut;
Norma Resiprositas à hubungan patron ßà klien
Hubungan petani ßà Tuan Tanah
Hubungan Petani ßà Induk Semang
3. Moral Ekonomi Pedagang
Hans Dieter Ever (1994) The Moral Economy of Trade: Ethnicity and Developing Market
 Pedagang menghadapi dilema:
 Memenuhi kewajiban moral kepada kerabat dan atau tetangga untuk menikmati pendapatan secara bersama à pemurah tapi rugi
 Mengakumulasi modal dalam bentuk barang dan uang à Rakus tapi untung
Upaya mengatasi Dilema Pedagang:
1. Imigrasi pedagang minoritas
Contohnya : Pedagang kredit di Sumbar dari etnik batak.
2. Pembentukan kelompok etnis atau Religius
Contohnya : Peranan santri di Jawa di sektor perdagangan
3. Akumulasi status kehormatan
4. Pedagang kecil dengan ciri ada uang ada barang
Contohnya : Pedagang Bakul di Jawa
5. Depersonalisasi (ketidakterlekatan) hubungan-hubungan ekonomi

4. Perbandingan Moral Ekonomi Petani dengan Moral Ekonomi Pedagang
 Reaksi yang dilakukan oleh petani terhadap moral ekonomi berbeda dengan reaksi yang diberikan oleh pedagang
 Tindakan ekonomi petani merupakan refleksi dari moral ekonomi
 Tindakan ekonomi pedagang merupakan kombinasi antara moral ekonomi dan kepentingan ekonomi

Perbandingan Pendekatan H D Evers dengan James Scott tentang Moral Ekonomi
Hans D E James Scott
Ciri hakekat Manusia Kreatif Terikat
Dimensi Moral Dinamis Statis
Tindakan Ekonomi Sintesis Moral Ekonomi dan kepentingan ekonomi Refleksi langsung dari moral ekonomi
Pendekatan Sosiologi Ekonomi Baru Aktor lebih tersosialisasi


EKONOMI INFORMAL 10
Lapangan Pekerjaan di Perkotaan

1. Penghasilan yang formal:
 Gaji dari negara
 gaji dari sektor swasta
 Tunjangan pensiun dan bantuan/ subsidi pemerintah
2. A. Penghasilan informal dan sah;
 Kegiatan-kegiatan primer dan sekunder – pertanian, perkebunan yang berorientasi pasar, kontraktor bangunan yang mempekerjakan buruh dalam jumlah sedikit, pengrajin usaha sendiri, tukang sol sepatu, penjahit dan sebagainya.
 Usaha tersier dengan modal yang relatif besar – perumahan, transportasi, usaha-usaha untuk kepentingan umum, kegiatan sewa-menyewa;
 Distribusi kecil-kecilan-pedagang pasar, pedagang kelontong, pedagang kaki lima, pengusaha makan jadi, pengangkut barang, agen atas komisi dan penyalur.
 Jasa yang lain – pemusik, pengamen, binatu, penyemir sepatu, tukang cukur, pemulung sampah, juru potret, pekerja bengkel kendaraan, elektronik dan sebagainya.
 Transaksi pribadi, pinjam-meminjam, pengemis dan sebagainya.
2. B Penghasilan informal dan tidak sah;
 Jasa --- seperti kegiatan perdagangan gelap—penadah barang-barang curian, rentenir, pedagang obat bius, pelacuran, germo, mucikari, penyelundupan, korupsi, perlindungan kejahatan.
 Transaksi – pencurian kecil (pencopet, pengutil) pencurian besar (perampokan), pemasluan uang dan penipuan, perjudian.

BATASAN PENGERTIAN
 Konsep Sektor informal pertama kali dikemukakan Keith Hart (1971)
 Sektor Informal merupakan ekonomi skala kecil, bertujuan untuk mencari kesempatan kerja dan penghasilan, memiliki pekerja kurang 10 orang dan menerima upah dibawah upah minimum (SV. Sethuraman)
 Sektor informal mencakup pengertian berbagai kegiatan usaha sendiri, kurang terorganisir, sulit dicacah, dan jarang dijangkau oleh aturan-aturan resmi pemerintah (hukum).
 Sektor informal didefinisikan juga sebagai kumpulan pedagang kecil, pekerja yang tidak terikat dan tidak terampil, yang berpendapatan rendah dan tidak tetap serta hidup dalam kemiskinan.

CIRI-CIRI SEKTOR INFORMAL
1. Keith Hart
Miskin
Usia kerja utama
Pendidikan rendah
Upah < upah minimum
Modal usaha kecil
Ada peluang mobilitas vertikal
2. SV Sethuraman
Miskin
Pendidikan sangat rendah
Tidak terampil
Umumnya para pendatang
3. Jan Breman
Kumpulan pedagang kecil
Pekerja yang tak terikat
Tidak terampil
Berpendapatan rendah
Tidak menetap
Taraf hidup rendah
Semi kriminal

CIRI UMUM
1. MUDAH DIMASIUKI TANPA KEAHLIAN, MODAL DAN ORGANISASI
2. MILIK KELUARGA
3. BEROPERASI DALAM SKALA KECIL
4. TEKNOLOGI SEDERHANA
5. TENAGA KERJA KECIL
6. PASAR YG TIDAK DIATUR DAN KOMPETITIF

Beda Sektor Formal dan Informal
1. Jumlah Pendapatan
2. Kontribusi terhadap perekonomian kota
3. Keteraturan cara kerja
4. Hubungan dengan perusahaan
5. Curahan waktu
6. Status hukum kegiatan
PENGALAMAN BEBERAPA NEGARA MENGATASI MASALAH SEKTOR INFORMAL (KASUS ANAK JALAN)
NO NEGARA PENANGANAN
1 Afghanistan 1. Adopsi anak dari keluarga miskin oleh masyarakat
2. Asesmen kondisi anak jalanan
3. Mengembangkan Drop In Centre
4. Latihan ketrampilan dan program melek huruf
5. Bantuan makanan
6. MenYediakan fasilitas untuk istirahat (RMH SINGGAH, REKREASI
7. Mengembangkan mother volunteers di kalangan ibu2 anak jalanan
8. Perencanaan dan pelaksanaan drop in centre
9. Mendorong anak mengikuti kegiatan drop in centre
10. Pemberian makanan dan promosi kegiatan
11. Merencanakan aktifitas sesuai kebutuhan masyarakat sekitar
2 Pakistan 1. Memberikan UU ynag mengatur pekerja anak
2. Melaksanakan pertemuan antar media (Deklarasi Ziarat) mobilitas sumber untuk program kesejahteraan anak bidang pendidikan
3 Srilanka 1. Mengimplementasikan pengawasan gelandangan termasuk anak-anak yang berada dijalan
2. Membuka detention home dan rehabilitasi bagi keluarga pengemis
3. Rehabilitasi berbasiskan masyarakat
4. India 1. Mengembangkan berbagai peraturan denngan landasan UUD India tahun 1950
2. Merumuskan kebijakan nasiponal kesejahteraan anak
3. Program kesehata termasuk nutrisi, pendidikan, rekreasi
4. Mencegah eksploitasi anak
5. Bantuan finansial bagi organuisasi pelayanan sosial
6. Mengembangkan program denga pendekatan pekerjaan sosial (community based contact programe nigt shelter/ day and nigt shelter, group home)
5 Filipina 1. Menerapkan strategi khusus dengan menempatkan anak pada posisi yang unik, mempunyai harga diri dan berhak mengambil keputusan
2. Kesempatan bagi anak untuk berpartisipasi dalam menetapkan kebijakan, kegiatan, dll
3. Kebijakan pintu terbuka di shelter
4. Forum mingguan yang melibatkan anak-anak.



UANG 11

Fenomena Uang dan Keuangan
1. Uang ßà Masyarakat
2. Skala Mikro
• Interaksi antar individu
• Sikap dan perilaku individu mencari uang
3. Skala Makro
• Konstruksi sosbud thd korupsi dan suap
4. Makna sosial uang
• Uang haram, uang panas, uang kotor
• Uang halal, uang bersih

Teori Tentang Asal usul Uang
1. Pendekatan Komersial
Uang berasal dari pertukaran komersial
1. Teori Media Pertukaran
 Uang dari perdagangan internal
– Adam Smith & Karl Menger
 Uang dari perdagangan eksternal
– Karl Polanyi
2. Teori Standar Nilai (Karl Marx)
 K -- K
3. Teori Gudang Nilai (John Locke)
 Uang à pengganti produk yang mudah busuk
2. Pendekatan Non Komersial
Pemakaian uang suatu yang lain dari tindakan pertukaran
o Teori asal mula dari agama (Laum)
Barang yang digunakan dalam ritual keagamaan mengandung nilai/kekuatan magis à Qur’an Istambul
o Teori asal mula dari Simbol (W. Gerloff)
Obyek yang memiliki gengsi dapat menjadi cikal bakal uang
o Teori asal mula dari Politik (G.F. Knapp
Pemberian upeti dengan obyek tertentu, dapat menjadi cikal bakal uang
3. Pendekatan Baru (Philip Grierson)
 Kombinasi dari pendekatan komersial dan non komersial
 Uang berfungsi medium pertukaran dan standar nilai

Makna Sosial Uang
Uang :
 Kunci untuk memahami rasionalisasi sosial
 Sarana sempurna untuk transaksi ekonomi dan sosial (Weber) Zelizer:
 Uang dipengaruhi oleh struktur sosial budaya
 Uang dipersepsikan secara beragam
 Uang selain fenomena pasar juga fenomena sosial budaya dan politik
 Uang adakalanya hanya berfungsi sebagai alat tukar
 Uang tidak netral secara budaya dan tidak anonim secara sosial.
PENGGUNAAN UANG DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

NO ALAT EKONOMI ALAT SOSIAL BUDAYA ALAT POLITIK
1 Untuk membayar pangan Untuk membayar sumbangan sosial Untuk membayar suap
2 Untuk membayar sandang Untuk membayar kewajiban sosial Untuk membayar denda
3 Untuk membayar papan Untuk membayar kewajiban agama Untuk mempengaruhi opini publik
4 Kebutuhan ekonomi lainnya Untuk memperoleh status sosial

Pendapat Sosiolog terhadap Uang

1. Karl Marx (1818-1883)
Tiga sirkulasi komoditi yang dialami umat manusia
K – K
K – U – K
U – K – U
2. George Simmel (1858-1918)
Uang penyebab utama perubahan sosial

3. Max Weber (1864-1920)
Uang prasyarat rasionalisasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar